Jenis Infeksi Vagina Yang Umum Terjadi

Ketika memiliki infeksi pada vagina, tentu saja tidak boleh disepelekan apalagi jika mengalami yang namanya gatal atau keputihan pada vagina. Ini bisa menjadi salah satu gejala infeksi vagina yang umumnya terjadi. Perlu diketahui, ada beberapa jenis infeksi yang terjadi pada bagian vagina.

Infeksi vagina merupakan kondisi dimana vagina terasa gatal dan ada sensasi terbakar serta muncul kemerahan atau keputihan. Penyebabnya bisa jadi karena parasit atau bakteri, hingga jamur yang ada di vagina. Tentu saja ketika infeksi ini terjadi,  akan terasa tidak nyaman di area kewanitaan. Berikut beberapa infeksi pada vagina yang umumnya ditemukan.

1. Infeksi Jamur

Pertama ada infeksi bagian vagina disebabkan oleh jamur disebut infeksi jamur. Infeksi jamur ini biasanya memiliki gejala yaitu keputihan dan gatal-gatal, serta bagian vulva berwarna merah. Infeksi ini disebabkan oleh jamur genus candida yang tumbuh secara berlebihan di area kewanitaan.

Setidaknya ada 15 spesies jamur candida yang menyebabkan infeksi bagian vagina, apabila tumbuh terlalu banyak. Dalam jumlah normal di dalam tubuh, maka jamur candida  tidak akan menyebabkan infeksi. Namun jamur ini bisa juga tumbuh berlebihan karena pengaruh level hormon yang disebabkan kehamilan, pil KB dan juga menstruasi.

2. Trikomoniasis

Infeksi bagian kewanitaan ini disebabkan oleh parasit protozoa dengan infeksi saluran urogenital. Untuk gejalanya hampir mirip dengan infeksi bagian vagina lainnya  seperti rasa terbakar hingga iritasi, pembengkakan bagian vulva hingga keputihan yang berwarna kuning ke abu-abuan. Biasanya juga disertai dengan bau amis dan mengalami rasa sakit ketika buang air kecil. Wanita yang mengalami infeksi ini merasakan komplikasi yang serius pada kehamilan seperti ketuban pecah dini sampai kelahiran bayi prematur.

3. Bacterial Vaginosis

Infeksi vagina lainnya yaitu bacterial vaginosis yang disebabkan oleh bakteri baik pada vagina yang digantikan oleh bakteri anaerob. Infeksi pada bagian kewanitaan ini ditandai dengan keluarnya cairan pekat atau cairan licin dan jenis dari vagina serta bau amis ketika melakukan hubungan intim.

Salah satu potensi  infeksi ini adalah pada wanita sering berganti pasangan saat berhubungan intim. Resikonya lebih tinggi terkena infeksi ini.

4. Chlamydia Vaginitis

Penyakit klamidia adalah salah satu penyakit menular seks yang disebabkan peradangan pada bagian vagina. Gejala pada penyakit ini, Anda akan mengalami rasa sakit dan pendarahan ketika berhubungan intim.

Klamidia tidak punya gejala yang jelas jadi pengidapnya bisa saja tidak dapat mendeteksi sejak awal. Untuk itu Anda bisa lakukan tes penyakit menular setidaknya 1 tahun sekali untuk mencegah klamidia.

5. Gonore

Ada pula gonore yang juga merupakan salah satu penyakit infeksi menular seks yang banyak terjadi tanpa gejala. Ketika mengalami gonore, pada wanita maka bisa menyebabkan keputihan saat buang air kecil dan nyeri ketika melakukan hubungan seks. Penyakit ini menular lewat seks vaginal, kenal ataupun oral tanpa kondom. Anda juga perlu melakukan pemeriksaan dokter, untuk mengetahui serangan penyakit ini karena tidak ada gejala yang jelas.

6. Non-Infectus Vaginitis

Terakhir adalah infeksi vagina di bagian kewanitaan ditandai dengan bagian kulit di sekitar vagina menjadi lebih sensitif dan iritasi. Sebabnya adalah penggunaan produk sehari-hari mulai dari pembalut, sabun juga deterjen. Jenis infeksi ini tidak terlalu parah jadi bisa dicegah dengan tidak menggunakan produk-produk penyebab infeksi.

Non infectus vaginitis juga bisa disebabkan karena kadar hormon yang menurun saat menopause jadi dinding vagina lebih tipis dan kering.

Itu beberapa jenis infeksi vagina yang umumnya terjadi pada wanita. Sangat penting bagi anda untuk mengecek ke dokter apabila terjadi gangguan pada bagian kewanitaan. Bunda juga wajib yang namanya menjaga kebersihan organ vital dan minum banyak air putih serta menerapkan pola hidup sehat.